OPINI - Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) kini menjadi buah bibir atau perbincangan serius disetiap cerita perkumpulan para khalayak. Hampir disetiap diskusi masyarakat telah menjadi perbincangan yang selalu menjurus kepemilihan Kepala Desa.
Masyarakat yang belum masuk dalam kategori wajib pilih pun terkadang ikut nimbrung dalam perbincangan perhelatan politik Pilkades.
Tak terelakan perbincangan ini terkadang yang menjadi keseriusan adalah nilai nominal persiapan para kandidat yang bakal mencalonkan diri sebagai kepala desa.
Integritas bakal calon kadang tidak menjadi prioritas, setiap pemilihan kepala Desa tidak lagi memilih dengan hati nurani melainkan karena iming-iming dan janji raya bakal calon bahkan memilih berdasarkan hubungan emosional.
Perlu kita ketahui bahwa Desa tidak akan berkembang jika kita masih memilih berdasarkan hubungan kedekatan atau iming-iming para bakal calon. Karena pada dasarnya penerapan politik seperti itu sangat jauh dari tujuan baik dari calon maupun masyarakat itu sendiri.
Setiap desa hari ini selalu disisipkan 10% dari APBN. Setiap tahunnya desa mendapatkan kucuran dana sampai Miliaran Rupiah.
Dari sini Kita bisa melihat bahwa yang menjanjikan sesuatu atau menggunakan politik uang untuk membeli suara kita, bisa jadi tujuannya bukan untuk kepentingan seluruh masyarakat dan Desa tetapi karena besarnya anggaran yang setiap tahun masuk ke Desa.
Kita bisa melihat kebelakang sebelum adanya anggaran negara yang masuk ke desa setiap tahunya, pemilihan kepala desa hampir tidak terdengar. Antusias masyarakat juga kurang serasa pemilihan tidak seru dan bahkan desa tetangga pun tidak tau kalau di desa kita sudah usai melakukan pemilihan.
Pada gelaran Pilkades sebelum adanya anggaran Negara yang besar masuk ke Desa, Bakal Calon yang ikut serta dalam pemilihan tidak lebih dari tiga orang. Hari ini, bakal calon itu sampai melebihi ketentuan regulasi yang mana calon dibatasi sampai dengan Lima orang saja.
Untuk itu, mari kita jadi pemilih cerdas, memilih dengan Hati Nurani dan mengedepankan kepentingan Desa karena berkembangnya Desa tidak terlepas dari peran kita semua yang ada di Desa. Satu suara kita akan menentukan masa depan Desa kita selama Enam tahun ke depan.
Pohorua, 02 September 2021
Opini oleh: Husni
Pemuda Pemerhati Pohorua (P3)